
Kemampuan anak dalam mengelola emosi tidak terbentuk begitu saja. Sejak usia dini, anak belajar mengenal, memahami, dan mengungkapkan perasaan dari lingkungan terdekatnya terutama dari orang tua. Oleh karena itu, orang tua memegang peran sangat penting dalam membimbing dan membentuk kecerdasan emosional anak. Bukan hanya melalui nasihat, tetapi juga melalui sikap, responsif, dan pola interaksi yang mereka bangun setiap hari. Berikut peran orang tua yang dapat diterapkan untuk mengendalikan emosi pada anak:
- Peran orangtua sebagai panutan. Upaya orangtua yang cukup efektif untuk mengajari anak agar melakukan sesuatu yang dianggapnya benar adalah dengan menjadikan dirinya sebagai panutan bagi anak.
- Peran orangtua sebagai motivator anak. Melalui peran ini anak diberikan nasihat tentang hal-hal yang dinilai buruk untuk ditinggalkan dan perlu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.
- Peran orangtua sebagai cermin utama anak. Dalam menjalankan peran sebagai cermin utama anak, orangtua harus memiliki sikap keterbukaan yang dimaksudkan adalah orangtua dapat membangun komunikasi yang terbuka dengan anak, sehingga anak dapat melakukan diskusi dan anak dapat meluapkan segala permasalahannya.
- Peran orangtua sebagai fasilitator. Dalam mewujudkan tercapainya perkembangan yang diharapkan sudah menjadi tugas bagi orangtua untuk memberikan fasilitas yang dapat mendukung perkembangan anak.
Mengelola emosi adalah keterampilan penting yang perlu dipelajari sejak dini. Dengan menjadi panutan, motivator, cermin, dan fasilitator, orangtua bukan hanya membimbing anak mengenali emosinya, tetapi juga membekali mereka dengan pondasi kuat untuk menghadapi tantangan sosial dan psikologis di masa depan. Mulailah dari hal sederhana, seperti mendengarkan anak dengan empati dan menunjukkan cara menenangkan diri dengan sehat karena dari situlah proses pembelajaran emosional dimulai.